Tbilisi, Kabar Petang- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai perubahan iklim adalah masalah serius. Gelombang panas yang menghantam dunia, khususnya selatan dan tenggara Asia bukti kalau itu harus ditangani.
“Tahun lalu, suhu global melebihi 1,45 derajat Celcius, lebih tinggi dari suhu pada masa pra-industri,” ungkapnya dalam Pertemuan Tahunan Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia akhir pekan lalu.
“Seminggu lalu, negara-negara Asia Selatan dan Tenggara dilanda gelombang panas. Masalah perubahan iklim dapat menyebabkan masalah yang lebih serius dan sering terjadi di masa depan,” paparnya.
Menurut Sri Mulyani sebagian negara anggota ADB sangat rentan terhadap perubahan iklim. Maka dari itu semua negara harus mengambil sikap agar dampaknya bisa diantisipasi.
“Statistik yang mengkhawatirkan ini menggarisbawahi perlunya tindakan segera dan tegas untuk memitigasi dampak perubahan iklim dan melindungi planet kita untuk generasi mendatang,” terangnya.
Indonesia sendiri, kata Sri Mulyani telah memulai transisi energi sebagai bagian dari upaya penanganan perubahan iklim. Meskipun ada sederet tantangan yang harus dihadapi.
Salah satunya mengenai keterbatasan anggaran. Sebagai negara berkembang, Indonesia tidak bisa mengalokasikan semua anggaran untuk persoalan tersebut karena masih ada masalah kemiskinan, pengangguran serta infrastruktur yang harus diselesaikan.