Pemimpin Hizbullah: Israel Lewati Batas Merah
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan serangan pager dan handy talky terhadap anggotanya di Lebanon dan Suriah minggu ini melewati ‘semua batas merah’. Ia berjanji pihaknya akan membalas dan tidak gentar dalam perjuangannya melawan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Dalam pidato pertamanya yang disiarkan televisi sejak serangan tersebut, Nasrallah menyebut bahwa ada ‘pukulan besar dalam hal keamanan dan kemanusiaan’ yang ditujukan kepada Hizbullah. Namun ia menegaskan serangan itu gagal melumpuhkan kelompok itu.
“Serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah gerakan perlawanan di Lebanon, serta ‘dalam sejarah negara kita’ dan musuh kita. Sejak 8 Oktober hingga sekarang, pasukan Israel tidak menarik satupun personel militer mereka di Utara,” ucapnya.
Nasrallah juga menekankan bahwa serangan itu sebagian berhasil digagalkan karena banyak perangkat tidak berfungsi sehingga dimatikan dan dibuang.
“Saya jamin infrastruktur kami tidak tersentuh,” tambahnya.
Fakta Baru Teror Ledakan Massal di Lebanon
Investigasi awal oleh otoritas Lebanon menemukan bahwa perangkat komunikasi yang meledak di Lebanon minggu ini telah dipasangi bahan peledak sebelum tiba di negara itu. Hal ini disampaikan dalam surat yang dikirim oleh misi Lebanon kepada Dewan Keamanan PBB.
Melansir Reuters, perangkat tersebut, termasuk pager dan walkie-talkie, diledakkan melalui pesan elektronik yang dikirim ke alat tersebut.
Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan serangan tersebut.
Dewan Keamanan PBB, yang terdiri dari 15 anggota, dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada Jumat untuk membahas ledakan ini.
Israel belum memberikan komentar langsung mengenai serangan ini, namun sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa serangan tersebut kemungkinan besar dilakukan oleh Mossad, agen mata-mata Israel yang memiliki sejarah panjang melakukan serangan canggih di luar negeri.
Maskapai AS Umumkan Pembatalan Penerbangan ke Israel
Maskapai raksasa Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka akan menangguhkan penerbangan langsung antara New York dan Tel Aviv hingga akhir tahun. Perusahaan itu mencatat ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.
“Penerbangan Delta antara New York-JFK dan Tel Aviv akan dihentikan sementara hingga 31 Desember, karena konflik yang sedang berlangsung di kawasan,” tulis pengumuman maskapai itu.
Penangguhan tersebut berarti Delta kini telah menghentikan semua penerbangan langsung antara Amerika Serikat dan Israel hingga akhir tahun.
Kekhawatiran akan terjadinya perang besar di perbatasan utara Israel meningkat setelah ribuan perangkat komunikasi milik Hizbullah meledak di Lebanon, menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 lainnya dalam dua hari dalam sebuah serangan yang oleh kelompok militan yang didukung Iran tersebut dituduhkan dilakukan oleh Israel.
Maskapai penerbangan termasuk Air France, Lufthansa dan Swiss untuk sementara menangguhkan penerbangan ke Israel setelah insiden tersebut.
PBB Kirim Bantuan ke Lebanon
Organisasi kesehatan PBB, WHO, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Lebanon untuk menangani ribuan korban luka akibat ledakan perangkat komunikasi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan serangan tersebut telah “sangat mengganggu sistem kesehatan Lebanon yang sudah rapuh”.
“WHO telah mendistribusikan perlengkapan trauma dan operasi darurat, dan kami bekerja untuk memenuhi kebutuhan mendesak, termasuk persediaan darah dan alat uji darah, serta memantau bagaimana sistem kesehatan berfungsi,” kata Ghebreyesus.
Abinasir Abubakar, perwakilan negara WHO di Lebanon, mengatakan sedikitnya satu petugas kesehatan tewas dalam serangkaian serangan tersebut. Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan ledakan perangkat ‘terjadi tanpa peringatan’ dan seluruh sistem kesehatan berada di bawah tekanan yang sangat besar dalam waktu cepat.
(luc/luc)
Next Article
Perang Baru Arab Berkobar, Israel Serang Hizbullah ke Jantung Lebanon