Israel Abaikan AS Cs, Bunuh Komandan Hizbullah-Bawa Neraka ke Lebanon

Israel Abaikan AS Cs, Bunuh Komandan Hizbullah-Bawa Neraka ke Lebanon


Read More



Jakarta, CNBC Indonesia – Israel terus menolak seruan global untuk gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah, termasuk dari sekutu terbesarnya, Amerika Serikat (AS), sambil melanjutkan serangan udara yang telah menewaskan komandan kelompok militan dan ratusan orang di Lebanon. Situasi ini makin meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang meluas di Timur Tengah.

Pesawat tempur Israel menyerang pinggiran ibu kota Beirut, menewaskan dua orang dan melukai 15 lainnya, termasuk seorang wanita yang kritis. Korban tewas akibat serangan Israel sejak Rabu (25/9/2024) malam dan sepanjang Kamis (26/9/2024) mencapai 28 orang.

Salah satu korban tewas adalah Mohammad Surur, kepala salah satu unit angkatan udara Hizbullah. Surur adalah komandan senior Hizbullah terbaru yang menjadi target dalam serangkaian pembunuhan terhadap tokoh-tokoh terkemuka kelompok tersebut.

Serangan Israel ini juga terjadi di tengah latihan militer di perbatasan Lebanon yang mensimulasikan invasi darat-langkah berikutnya setelah serangan udara yang terus-menerus menghantam wilayah itu.

Komandan Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Tomer Bar, menyatakan bahwa pasukan udara siap membantu dalam operasi darat jika diperlukan, serta mencegah pengiriman senjata dari Iran.

“Kami mempersiapkan diri bersama Komando Utara untuk manuver darat. Jika diberi perintah, kami siap,” katanya kepada pasukan dalam video yang didistribusikan oleh militer Israel, dilansir Reuters.

Di tengah serangan udara yang tak henti-hentinya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berada di Amerika Serikat untuk berbicara di Sidang Umum PBB, menegaskan bahwa militer Israel akan terus menyerang Hizbullah dengan “kekuatan penuh dan tidak akan berhenti sampai semua tujuan tercapai, terutama mengembalikan warga utara ke rumah mereka dengan aman.”

Namun, harapan untuk penyelesaian cepat meredup setelah Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, yang pemerintahannya termasuk elemen Hizbullah, sempat menyatakan harapan untuk gencatan senjata. Ratusan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka akibat pengeboman terberat Israel terhadap Lebanon sejak perang besar pada 2006.

Hizbullah, yang dibentuk oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon, telah berkembang menjadi proxy paling kuat Iran di Timur Tengah. Selama lebih dari setahun terakhir, Hizbullah telah melancarkan serangan lintas batas dalam solidaritas dengan kelompok militan Palestina, Hamas, yang juga didukung oleh Iran, yang berperang melawan Israel di Gaza.

Desakan Washington

Di Washington, pemerintahan Presiden Joe Biden terus mendesak gencatan senjata selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, memperingatkan risiko perang habis-habisan di Timur Tengah, tetapi tetap menegaskan bahwa solusi diplomatik masih mungkin dilakukan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *