Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Rusia telah mencapai pusat kota Vuhledar, sebuah wilayah strategis yang berada di tanah tinggi di Ukraina timur, yang selama ini mampu menahan serangan Rusia sejak invasi skala penuh oleh Moskow. Gubernur wilayah Donetsk, Ukraina, Vadym Filashkin, mengonfirmasi hal ini pada Selasa.
Rekaman yang diunggah ke media sosial menunjukkan tentara Rusia mengibarkan bendera dari puncak gedung bertingkat yang hancur dan memasang bendera lainnya di atas tiang logam di atap.
Gambar lain memperlihatkan asap membumbung di atas reruntuhan kota pertambangan kecil yang telah menjadi medan pertempuran besar selama 2,5 tahun perang, di mana unit-unit Ukraina sebelumnya berhasil menahan serangan bersenjata lapis baja Rusia.
“Musuh hampir berada di pusat kota,” kata Filashkin, menggambarkan situasi sebagai sangat sulit, dilansir Reuters, Rabu (2/10/2024).
Blog perang populer, DeepState, melaporkan bahwa pasukan Rusia telah sepenuhnya menguasai Vuhledar dan mengibarkan bendera di seluruh wilayah tersebut. Vuhledar memiliki arti strategis karena posisinya yang berada di tanah tinggi serta lokasinya yang dekat dengan pertemuan dua front utama, di timur dan selatan Ukraina.
Sementara itu, dua tentara dari Brigade Mekanis ke-72 Ukraina yang mempertahankan Vuhledar, menyatakan bahwa meski pasukan Rusia menguasai sebagian besar kota, “beberapa bagian” masih berada di bawah kendali Ukraina. Kedua tentara tersebut juga mengatakan bahwa brigade mereka belum menerima perintah untuk meninggalkan kota.
Sejak Agustus, pasukan Rusia di Ukraina timur telah maju dengan kecepatan yang belum pernah terjadi selama lebih dari 2 tahun. Sebelumnya, upaya serangan Rusia terhadap Vuhledar sangat intens, dengan tank-tank dan kendaraan lapis baja menyerang di medan terbuka.
Oleksandr Kovalenko, seorang analis militer Ukraina, mengatakan bahwa sekitar 2.000 hingga 3.000 tentara Rusia berada di kota tersebut, menyerang dari tiga arah berbeda.
“Kami tidak akan mampu bertahan di Vuhledar dalam kondisi seperti ini,” kata Kovalenko kepada Reuters, menekankan bahwa keputusan untuk mundur dari Vuhledar harus segera diambil.